Cognitive ability test atau tes kognitif merupakan sistem penilaian untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif kandidat. Tes ini memiliki peran penting bagi rekruter untuk mengenal lebih dalam terkait kemampuan calon kandidat. Banyak perusahaan yang sudah menerapkan jenis tes ini dalam proses rekrutmen mereka untuk menguji kompetensi kandidat.
Dalam cognitive ability test, perusahaan akan menguji kemampuan karyawan dengan menilai kemampuan verbal, numerik, dan spasial. Ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas kandidat dalam memproses informasi, beradaptasi, belajar, dan menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Namun, pembagian test ini membuat rekruter terkadang kesulitan karena jumlah kandidat yang banyak. Hal itulah yang membuat rekruter tentu membutuhkan software rekrutmen. Penggunaan software rekrutmen dapat mengotomatiskan seluruh pengelolaan test pada para kandidat.
Daftar Isi
Apa Itu Cognitive Ability Test?
Secara umum, cognitive ability test merupakan salah satu metode untuk menilai kemampuan seseorang yang melibatkan pengetahuan dan cara memecahkan masalah. Tes kognitif dapat memprediksi kinerja seseorang di masa depan. Itu sebabnya banyak perusahaan telah menerapkan penilaian ini dalam memilih karyawan.
Setiap divisi atau jabatan biasanya menggunakan skema cognitive ability test yang berbeda. Mengingat, tes ini adalah bagian dari menilai kemampuan, pengetahuan, mengidentifikasi masalah, menyikapi, dan menyelesaikan masalah tersebut.
Misalnya, posisi yang bertugas membuat keputusan seperti HRD akan membutuhkan tingkat cognitive ability test yang lebih mumpuni. Karena, seorang HRD harus membuat keputusan secara tepat dan juga cepat. Tes kognitif ini tentu berbeda dengan cognitive ability test untuk karyawan bekerja di industri kreatif.
Dengan kata lain, perusahaan akan menyesuaikan cognitive ability test yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Meski begitu, tes kognitif ini menjadi salah satu aspek penting untuk mengenali kemampuan dan kriteria kandidat. Sehingga, perusahaan akan menemukan SDM yang cocok untuk menempati posisi di perusahaan.
Aspek Penilaian Cognitive Ability Test
Tes kognitif meliputi beberapa aspek penilaian. Aspek-aspek ini menjadi indikator untuk mengetahui sejauh mana kandidat dapat memahami, menganalisa, dan memberikan solusi pada suatu masalah. Sehingga, asesmen yang dilakukan akan menjadi lebih terukur dengan baik. Berikut ini adalah aspek-aspek penilaian di dalam cognitive ability test yang wajib diketahui.
Logical
Logical test atau tes logika akan mengetahui bagaimana karyawan mengambil sikap dalam menghadapi masalah. Dalam tes logika, perusahaan akan memberikan sejumlah pertanyaan berupa suatu keadaan dan mengharuskan kandidat memberikan jawaban yang masuk akal.
Sehingga, hasil akhirnya akan menentukan seberapa jauh kandidat dapat berpikir secara rasional untuk menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, tes logika ini mengukur kecerdasan seseorang dalam berpikir logis. Semakin tinggi nilai pada tes ini, maka semakin logis pula kandidat tersebut.
Baca Juga: HRIS: Pengertian, Fungsi, Fitur, dan Jenis – Jenisnya
Numerical
Numerical atau tes numerik merupakan metode ujian yang menampilkan banyak angka-angka numerik. Aspek penilaian ini akan mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah berdasarkan data yang ada. Tes ini juga menilai kandidat dalam hal membaca data berupa tabel atau grafik.
Sama halnya dengan tes logika, tes numerik juga mengukur kemampuan seseorang menyelesaikan masalah berdasarkan logika dan penalaran. Menariknya, tes ini melibatkan rumus matematika dalam kondisi tertentu. Karena dalam tes ini angka dan logika akan saling berhubungan satu sama lain. Tes ini meliputi tes seri angka dan tes logika angka.
Misalnya, perusahaan menyuguhkan pertanyaan yang meminta karyawan untuk menyelesaikan operasi hitung, biasanya disertai jebakan seolah-olah terlihat mudah. Sehingga, untuk memecahkan masalah tersebut, kandidat harus berpikir secara logis berdasarkan data yang ada.
Louis Leon Thurstone, seorang psikolog, pernah mengatakan bahwa tes kemampuan numerik ini adalah salah satu kemampuan mental utama. Tes ini dapat mengukur kemampuan berpikir yang berkaitan dengan bilangan dan konsep bilangan atau angka-angka. Faktor penting dalam mengerjakan psikotes semacam ini adalah ketelitian dan kecermatan.
Spasial
Tes spasial merupakan salah satu aspek penilaian tes kognitif yang melibatkan kemampuan manipulasi gambar objek 2 dimensi dan 3 dimensi. Salah satu yang paling sering ada dalam tes ini adalah kandidat harus memvisualisasikan gambar yang diputar dengan benar. Tes ini akan membuat karyawan membayangkan bagaimana posisi objek apabila diputar.
Tujuan penilaian spasial adalah mengetahui bagaimana kandidat akan memutuskan sesuatu setelah memikirkannya secara matang. Tentunya, dengan segala kondisi yang sudah diprediksi. Tes spasial ini juga menjadi metode terbaik untuk memilih karyawan yang bekerja di industri kreatif. Karena erat kaitannya dengan kreativitas dan imajinasi.
Verbal
Tes verbal merupakan aspek untuk menilai kemampuan tutur bahasa dan kosakata seseorang. Tes ini meliputi tes sinonim, tes antonim, tes padanan hubungan kata, tes pengelompokan kata dan melengkapi kalimat yang hilang. Perusahaan dapat mengetahui bagaimana kompetensi kandidat untuk mengungkapkan pikiran-pikirannya dalam berbicara, membaca dan menulis melalui kata-kata.
Tidak seperti aspek penilaian lainnya, tes ini akan mengacu pada efektif atau tidaknya kandidat dalam membuat suatu keputusan. Bukan benar atau salahnya. Tes verbal juga menitikberatkan pada keputusan berdasarkan kondisi yang kandidat hadapi.
Manfaat Cognitive Ability Test
Tes kognitif memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Itu sebabnya mengapa perusahaan masih memilih cognitive ability test untuk mengukur kemampuan kandidat. Berikut ini merupakan manfaat cognitive ability test yang wajib diketahui oleh perusahaan.
1. Menguji Logika Calon Karyawan
Dengan serangkaian tes kognitif, mayoritas melibatkan logika. Sehingga hasil penilaiannya pun akan mengukur bagaimana kandidat berpikir secara logis dan rasional ketika membuat keputusan. Hal ini juga relevan dengan budaya kerja dalam perusahaan yang mengharuskan karyawan dapat berpikir dengan logika untuk membuat keputusan yang tepat.
2. Mengetahui Potensi Calon Karyawan
Tes kognitif juga dapat mengetahui potensi calon karyawan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap divisi memiliki indikator penilaian cognitive ability test yang berbeda-beda. Dalam setiap aspek penilaian tes kognitif juga memiliki fungsi yang berbeda-beda pula.
Misalnya, hasil tes verbal yang tinggi menunjukkan seseorang itu memiliki kemampuan bersikap lugas dengan tutur kata. Sehingga, posisi yang tepat untuknya adalah posisi yang melibatkan lebih banyak kondisi komunikasi dan negosiasi. Contohnya public relation.
Sehingga dalam tes kognitif, perusahaan akan menyesuaikan hasil penilaian dengan kebutuhan posisi perusahaan. Perusahaan juga mempertimbangkan potensi kandidat dalam kemampuan leadership, problem solving, decision making, dan beberapa potensi penting lain.
3. Memberi Kesempatan Karyawan untuk Bekerja di Bidang yang Tepat
Melakukan tes kognitif akan mengetahui skill yang dimiliki oleh kandidat. Sehingga, perusahaan dapat memberi kesempatan karyawan untuk bekerja di bidang yang tepat. Mengingat setiap kandidat pasti memiliki potensi. Tetapi tidak semua potensi itu sedang dibutuhkan oleh perusahaan. Bisa jadi, tes kognitif menunjukkan kandidat merupakan orang yang memiliki tingkat imajinasi tinggi. Beberapa bagian mungkin tidak akan cocok untuk skill tersebut.
Baca juga : Bagaimana HR System Mengoptimalkan Manajemen Perusahaan?
Kesimpulan
Karyawan merupakan aset penting dalam sebuah perusahaan. Sehingga, kemampuannya pun harus dapat mengimbangi tujuan dari perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih kandidat terbaik yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Tes kognitif bisa menjadi psikotes untuk menilai kemampuan karyawan dalam membuat keputusan dan memecahkan solusi sesuai dengan pengetahuan serta keterampilan mereka. Cognitive ability test juga bisa menjadi alat untuk memprediksi kinerja karyawan di kemudian hari.