Tes MBTI adalah salah satu uji kepribadian yang banyak digunakan. Saat ini, perusahaan banyak menggunakan tes MBTI untuk tahap seleksi yang harus para calon karyawan lalui. Hal ini perusahaan lakukan untuk memudahkan proses perekrutan dan pelatihan kerja. Tes kepribadaian ini tidak hanya digunakan untuk mencari kerja saja, tetapi juga untuk keperluan akademik.
MBTI pertama kali dikenalkan oleh dua orang Amerika yaitu Kathrine Cook Briggs dan anaknya, Isabel Briggs Myers pada tahun 1942. Mereka mengenalkan MBTI berdasarkan buku Psychological Types ciptaan seorang psikiater Carl Jung. Setelah mempelajari buku dari psikiater Carl Jung, mereka berupaya mengubah penggunaan tipe psikologi ini menjadi lebih mudah untuk masyarakat terima. Tes MBTI adalah salah satu pendekatan untuk menilai kepribadian seseorang.
Pada perang dunia II Briggs dan Myers mulai melakukan identifikasi perbedaan kepribadian kepada orang-orang. Melalui tes MBTI mereka berharap setiap orang mampu memahami perbedaan satu sama lain untuk menghindari konflik. Hingga pada tahun 1944 buku Pegangan Indikator Tipe Briggs Myers terbit. Setelah kematian Myers di tahun 1980, tes ini mulai banyak yang menggunakannya untuk menemukan pekerjaan, dan merekrut karyawan baru.
Daftar Isi
Pengertian Tes MBTI
MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator adalah kuesioner tentang penilaian diri sendiri menurut kacamata psikologi. Penilaian ini berguna untuk melihat bagaimana seseorang memandang lingkungan sekitar dan membuat keputusan. Bukan hanya itu, Tes MBTI merupakan penilaian yang melalui kuesioner ini bertujuan membantu seseorang untuk mengenali kepribadiannya sendiri. MBTI sendiri pertama kali dikenalkan oleh Kathrine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers pada tahun 1942.
Dengan tes MBTI, Anda bisa mengetahui seperti apa kepribadian Anda melalui 8 kategori kepribadian. Tes ini nantinya akan mengelompokkan 8 kategori kepribadian menjadi 16 kategori. Setiap kategori pada umumnya mempunyai 4 elemen kombinasi. Pengelompokan ini nantinya memudahkan untuk mengetahui kesukaan, kekurangan, kelebihan, jenis karir, dan lingkungan sekitar yang cocok untuk anda.
Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bahwa pengertian tes MBTI adalah uji untuk menilai kepribadian seseorang yang diperkenalkan oleh Kathrine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers dengan mengkategorikan kepribadian manusia ke dalam 8 kelompok kategori yang diperjelas kembali ke dalam 16 kategori.
Penggunaan tes MBTI saat ini bisa dengan mudah orang-orang akses melalui smartphone dan sudah banyak web yang menyediakan tes ini. Dengan kemudahan ini perusahaan juga ikut terbantu dalam melakukan rekrutmen. Perusahaan besar menggunakan tes MBTI untuk salah satu tahap yang wajib kandidat ikuti. Hal ini karena hasil dari tes ini akan perusahaan gunakan untuk acuan mengambil keputusan dalam proses rekrutmen.
Skala dalam Tes MBTI
Tes MBTI mempunyai 8 kategori yaitu Extraversion (E) – Introversion (I), Sensing (S) – Intuition (N), Thinking (T) – Feeling (F), Judging (J) – Perceiving (P). Delapan kategori ini nantinya akan menjadi 16 kategori yang setiap kategorinya memiliki 4 elemen kombinasi. Berikut penjelasan tentang 8 kategori kepribadian:
1. Extraversion (E) – Introversion (I)
Extraversion dan introversion atau orang-orang sering menyebutnya ekstrovert dan introvert, dua hal ini adalah sikap yang saling bertolak belakang. Namun dalam tes MBTI extraversion dan introversion adalah cara yang setiap orang gunakan untuk memperoleh energinya kembali. Extraversion akan mendapatkan energinya kembali dari lingkungan luar, seperti berbincang dengan orang lain atau dari keramaian. Sedangkan introversion merupakan orang yang akan mendapatkan energinya kembali dari dalam dirinya sendiri.
Perbedaan interaksi yang extraversion dan introversion tunjukkan tentu saja sangat berbeda. Extraversion sering menikmati ketika dirinya di keramaian atau sedang berinteraksi dengan banyak orang. Sedangkan introversion lebih menikmati saat dirinya sendiri dan lebih sering melakukan interaksi dengan sedikit orang namun bermakna.
2. Sensing (S) – Intuition (N)
Sensing dan intuition adalah cara orang untuk mendapatkan informasi dari lingkungan sekitar. Orang yang mempunyai sifat sensing cenderung memiliki perhatian yang lebih untuk lingkungan sekitar. Sifat sensing akan selalu membutuhkan bukti terlebih dahulu untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan orang yang memiliki sifat intuition lebih sering mengumpulkan informasi melalui kesan, pola pikir, dan juga pengalaman mereka. Sifat intuition memiliki pola pikir yang konseptual dan abstrak saat melakukan sesuatu namun berguna untuk masa depan.
3. Thinking (T) – Feeling (F)
Thinking atau feeling sering orang-orang hubungkan dalam membuat keputusan atau sedang melakukan sesuatu. Orang yang mempunyai sifat thinking cenderung membutuhkan bukti yang konkrit saat akan melakukan sesuatu. Mirip dengan sensing, orang yang memiliki sifat thinking akan menggunakan penginderaan mereka dan fakta yang ada saat memutuskan keputusan.
Sedangkan orang yang menggunakan feeling mirip dengan intuition. Orang dengan sifat feeling akan lebih dulu memikirkan perasaan orang lain. Sifat ini lebih cenderung menggunakan empati saat mengambil keputusan dan mereka sangat menghargai suatu hubungan atau interaksi dengan orang. Orang-orang seperti ini akan mempertimbangkan hal buruk yang akan terjadi setelah keputusan itu mereka buat.
4. Judging (J) – Perceiving (P)
Judging dan perceiving adalah cara orang dalam bertindak pada lingkungan sekitar. Biasanya orang yang memiliki sifat judging akan bertindak sesuai aturan yang ada. Mereka akan bertindak secara terstruktur dan melakukan sesuatu step demi step. Orang yang memiliki sifat judging sangat menghindari hal-hal yang harus mereka lakukan secara spontan atau mendadak.
Berbeda dengan judging, perceiving sering bertindak secara spontan, dan lebih fleksibel saat menemukan perubahan yang mendadak. Mereka lebih bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi apapun. Perceiving juga menyukai kebebasan tanpa adanya peraturan yang mengikat mereka. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan sifat judging.
Baca juga : Tes Psikotes: Pengertian, Jenis, dan Contoh Soalnya dalam Seleksi Kerja
Manfaat Tes MBTI saat Rekrutmen
Tes MBTI adalah tes yang sangat membantu perusahaan dalam proses rekrutmen untuk mengambil keputusan saat proses merekrut. Apabila kita melihat kembali pengertian tes MBTI, tes ini dapat mengetahui kepribadian dari calon karyawan. Tentu saja tes MBTI adalah acuan saat perusahaan menempatkan kandidat tersebut di posisi yang kosong di sebuah perusahaan. Manfaat yang tes ini berikan tentu bukan itu saja. Berikut adalah beberapa manfaat yang tes MBTI berikan saat melakukan rekrutmen:
1. Memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang kandidat
Banyaknya perusahaan yang mulai menggunakan tes MBTI bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lanjut. Informasi ini nantinya akan perusahaan gunakan untuk mempertimbangkan dimana posisi yang pas untuk kandidat tersebut. Tes MBTI juga dapat membantu perusahaan menilai apakah kandidat bisa berkontribusi dengan baik saat melakukan kerja tim nanti atau tidak.
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kandidat
Perusahaan juga perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing karyawannya melalui tes ini. Mengetahui kelemahan dan kelebihan para karyawan akan memudahkan perusahaan melakukan strategi yang baik untuk mengembangkan bisnisnya. HRD nantinya juga akan menyesuaikan untuk membangun tim menurut apa saja kelemahan dan kelebihan yang kandidat punya.
3. Tes MBTI dapat meningkatkan efektivitas tim
Dalam melakukan kerja tim tentu saja membutuhkan interaksi dan komunikasi yang baik dalam satu tim. Komunikasi yang baik akan menjadikan kerja tim menjadi efektif. Namun, pada perusahaan yang besar tentu saja banyak kepribadian pula di dalamnya. Hal ini akan menghambat kerja tim jika komunikasi tidak berjalan dengan baik.
Dengan adanya tes ini akan membantu karyawan satu dan lainnya untuk memulai interaksi dan komunikasi yang baik. Hal ini juga dapat membantu mencocokkan kepribadian karyawan satu dengan lainnya. Hal ini sangat membantu HRD dalam membentuk tim kerja yang meningkatkan efektivitas kerja.
4. Tes MBTI membantu mengurangi konflik
Dengan mengetahui kepribadian setiap rekan kerja Anda juga dapat mengetahui cara yang tepat untuk melakukan interaksi. Konflik dengan rekan kerja tentunya hal yang lumrah terjadi di sebuah perusahaan. Tes MBTI ini bisa membantu untuk meredakan konflik yang ada sehingga tidak mengganggu saat bekerja dalam satu tim.
Kesimpulan
Kualifikasi dalam merekrut tentu saja bukan hanya dengan latar belakang pendidikan, keterampilan, dan pengalaman saja. Perusahaan juga membutuhkan kualifikasi kepribadian dari kandidat tersebut. Untuk mengetahui bagaimana kepribadian tersebut, sekarang perusahaan menggunakan tes MBTI sebagai acuan bagaimana kepribadian para karyawannya. Tes MBTI adalah alat ukur yang dapat menjadi opsi bagi rekruter di perusahaan untuk menilai kelayakan kandidat.
EVA Assesment sekarang hadir untuk membantu perusahaan dalam melakukan tes MBTI sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aplikasi ini akan secara otomatis memberikan data yang sesuai selah para kandidat selesai mengisi kuesioner sehingga HRD dengan mudah untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan data untuk posisi yang kosong di perusahaan.